Battle of Surabaya | |
---|---|
Sutradara | Aryanto Yuniawan |
Produser | M. Suyanto |
Penulis | M. Suyanto Aryanto Yuniawan |
Berdasarkan | Pertempuran 10 November |
Pemeran | Eileen Shannon Dominic Nuriko Okuyama Jason Williams Tanaka Hidetoshi Alejandro Esteban Patrick Marco Vanhoebrouck Patrick Bernard |
Studio | STMIK Amikom MSV Pictures |
Tanggal rilis | 28 September 2014 |
Negara | Indonesia |
Bahasa | Bahasa Indonesia |
Film ini menceritakan petualangan Musa, remaja tukang semir sepatu yang menjadi kurir bagi perjuangan pejuang arek-arek Suroboyo dan TKR dalam peristiwa pertempuran dahsyat 10 November 1945 di Surabaya.
Cerita dibuka dengan visualisasi dahsyat dari pemboman kota Hiroshima oleh Sekutu yang menandakan menyerahnya Jepang. “Indonesia merdeka, itu yang kudengar di RRI, Jepang menyerah!”, kata Musa. Tetapi langitSurabaya kembali merah dengan peristiwa Insiden Bendera dan kedatangan Sekutu yang ditumpangi oleh Belanda. Belum lagi gangguan oleh beberapa kelompok pemuda Kipas Hitam yang dilawan oleh Pemuda Republiken. Residen Sudirman, Gubernur Suryo, Pak Moestopo, Bung Tomo dan tokoh-tokoh lain membangkitkan semangat arek-arek Suroboyo & pemuda Indonesia bangkit melawan penjajahan.
Musa dipercaya sebagai kurir surat dan kode-kode rahasia yang dikombinasikan dengan lagu-lagu keroncong dari Radio Pemberontakan Rakyat Indonesia yang didirikan Bung Tomo. Berbagai peristiwa dilalui Musa sebagai kurir, kehilangan harta dan orang-orang yang dikasihi menjadi konsekuensi tugas mulia tersebut.
Cerita ini merupakan cerita adaptasi dari pertempuran 10 November di Surabaya. Selain tokoh-tokoh nyata, terdapat tokoh fiktif yang sengaja dibuat untuk memperkuat pesan yang ingin disampaikan. Pesan perang tentang semangat, cinta tanah air, dan perdamaian.[2]
Pengisi Suara[sunting | sunting sumber]
- Dominic sebagai Musa
- Maudy Ayunda sebagai Yumna
- Reza Rahadian sebagai Danu
- Jason Williams sebagai Capt. John Wright
- Tanaka Hidetoshi sebagai Capt. Yoshimura
- Patrick sebagai Mr. Ploegman
- Alejandro Esteban sebagai A.W.S Mallaby
- Nuriko Okuyama sebagai Kioko
- Vanhoebrouck Patrick Bernard sebagai P.J.G. Huijer
- Marco sebagai Abdan
Penghargaan[sunting | sunting sumber]
- Nomination Best Foreign Animation Trailer, The 15th Annual Golden Trailer Award 2014
- Winner People's Choice Award, International Movie Trailer Festival (IMTF) 2013
- Winner Digital Animation, INAICTA 2012
- Winner Indigo Fellowship, PT Telkom Indonesia 2012
- Nominee Appreciation Film of Indonesia, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) 2012
Selama sejarah perfilman Indonesia, membuat film animasi untuk layar lebar rasanya sulit untuk terwujud. Namun di tahun ini akhirnya bisa terlaksana lewat film Battle of Surabaya. Film ini merupakan film animasi 2D dengan tema sejarah bangsa Indonesia.
Tiga hari setelah peringatan proklamasi, film animasi produksi MSV tersebut tayang di bioskop mulai 20 Agustus 2015. Film garapan sutradara Aryanto Kurniawan Film yang diproduksi oleh MSV Pictures (anak perusahaan kampus STMIK Amikom Yogyakarta) itu disebut-sebut sebagai pelopor film animasi yang berstandar internasional.
Film ini memasang dua aktor top, Reza Rahadian dan Maudy Ayunda dalam deretan pengisi suara. Selain itu, seperti dilansir dari Hipwee, ada sejumlah fakta menarik tentang film Battle of Surabaya. Setidaknya ada lima fakta yang membuat kita sebagai orang Indonesia bangga pada film animasi ini.
1. Dikerjakan oleh 180 animator Indonesia. Di Yogyakarta, film animasi ini dikerjakan oleh tangan terampil dan otak kreatif anak bangsa. Proses produksinya melibatkan sekitar 180 animator yang terdiri dari mahasiswa, dosen, alumnus serta beberapa animator profesional. Kolaborasi ratusan seniman terbaik bangsa ini jadi bukti kalau rasa nasionalisme dan patriotisme yang tinggi bisa disalurkan untuk membesarkan nama Indonesia di industri perfilman dunia.
2. Battle of Surabaya berpeluang menjadi nafas baru di ranah perfilman animasi Indonesia
Selama bertahun-tahun, film animasi yang beredar di layar bioskop dan televisi Indonesia didominasi oleh produksi Hollywood, Jepang dan negara asing lainnya. Battle of Surabaya diharapkan mampu mengulang apa yang dilakukan Jelangkung dan AAdC dulu sebagai pelopor film bergenre horor dan drama remaja. Battle of Surabaya diharapkan bisa menginspirasi sineas muda (dalam hal ini animator) untuk mencari semangat baru dan menjadi pelopor dalam dunia film animasi Indonesia.
3. Battle of Surabaya jadi bukti kegigihan dan kreatifitas anak muda Indonesia.
Berbeda dengan Rini Sugianto, Griselda Sastrawinata dan kawan-kawan yang mengharumkan nama Indonesia melalui produksi film animasi di luar negeri, Battle of Surabaya akan benar-benar bikin kita bangga menjadi orang Indonesia. Itu karena film yang telah dikerjakan bertahun-tahun ini sepenuhnya dibuat di Indonesia. Lebih tepatnya di kampus Amikom, Yogyakarta.
Amikom bukanlah institusi selevel Pixar atau Universal, tapi ‘hanya’ kampus sederhana dengan studionya yang sederhana. Namun dari kesederhanaan inilah Battle of Surabaya mencuri perhatian Indonesia dan bahkan dunia. Salah satu buktinya, pihak Walt Disney tertarik untuk mengadakan kerjasama dengan pihak Amikom setelah menyaksikan Battle of Surabaya.
4. Sebelum filmnya dirilis Battle of Surabaya sudah mendulang prestasi.
Prestasi membanggakan sudah diraih Battle of Surabaya jauh hari sebelum filmnya sendiri dirilis. Film ini sudah meraih penghargaan di ajang International Movie Trailer Festival 2013 dan masuk nominasi pada ajang Annual Golden Trailer Award 2014. Keberhasilan seperti ini sudah pasti mengharumkan nama Indonesia di panggung internasional.
Keberanian produser dan animator di belakang Battle of Surabaya dalam ‘menantang’ Pixar inilah yang patut kita acungi jempol. Sudah sekian lama perfilman animasi kita hanya diam ditempat. Sudah saatnya Indonesia kembali dibuat bangga oleh karya anak bangsa. Ini saatnya Indonesia dibuat bangga di luar negeri dan salah satunya lewat film Battle of Surabaya.
No comments:
Post a Comment